Melalui aksi nyata ini, Lapas Bukittinggi menegaskan dukungannya terhadap transformasi pemasyarakatan dan keimigrasian yang modern dan profesional.

1 menit membaca
Afrizal Soedarta
News - 19 Nov 2025

Satu tahun usia Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan belum genap merayakan kedewasaan birokrasi. Namun Lapas Kelas IIA Bukittinggi langsung merespons momentum itu dengan langkah simbolis: memusnahkan barang hasil penggeledahan, sebuah ritual pengingat bahwa ketertiban bukan sekadar jargon.
Di bawah langit Bukittinggi, Kepala Lapas memimpin penghancuran gawai, charger, kabel, dan benda tajam — artefak kecil yang sering menjadi benih konflik dan jaringan ilegal dalam tembok pemasyarakatan. Di balik bunyi pecahan barang, terdapat pesan pengawasan yang kini diperketat.


Kemenimipas lahir dari tuntutan reformasi kelembagaan. Di tengah agenda perubahan perilaku organisasi, Lapas Bukittinggi memaknai hari jadinya dengan kerja nyata, bukan seremoni.

“Kemenimipas menuntut dampak,” ujar Kalapas, menegaskan bahwa keamanan bukan target tahunan, melainkan ritme kerja harian.


Penandatanganan berita acara pemusnahan menjadi penutup, namun bukan akhir. Reformasi pemasyarakatan harus terus menemukan bentuknya — dari halaman lapas hingga ruang kebijakan nasional.(red-afrizal soedarta)

Bagikan Disalin

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *