Fenomena Monsum Asia , 14 Wilayah Sumbar Siaga Bencana Serentak

2 menit membaca
Afrizal Soedarta
Headline - 25 Nov 2025


Padang,Bukittinggi.top — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau mengeluarkan warning gawat darurat untuk Provinsi Sumatera Barat. Selama periode 21–27 November 2025, sebanyak 14 kabupaten/kota masuk dalam status siaga penuh akibat ancaman bencana hidrometeorologi.

BMKG menjelaskan kondisi cuaca ekstrem ini dipicu oleh penguatan Monsun Asia yang membawa suplai massa udara lembap dalam jumlah besar dari Samudra Hindia. Ketika massa udara tersebut bertemu dengan topografi Pegunungan Bukit Barisan, terbentuk orographic lifting yang memicu awan hujan berintensitas sangat tinggi.

Situasi ini diperburuk oleh Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial, yang mendorong pertumbuhan awan konvektif terutama di wilayah pesisir barat hingga kawasan perbukitan.

Akibat kombinasi fenomena atmosfer tersebut, Sumatera Barat berpotensi menghadapi banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan, petir, angin kencang, hingga jalan licin dalam satu periode waktu yang berdekatan.

14 daerah prioritas pantauan

Daerah yang ditetapkan dalam status siaga adalah:
Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Pesisir Selatan, Sijunjung, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Solok, Dharmasraya, Solok Selatan, Lima Puluh Kota, serta wilayah dengan kerawanan tinggi di sekitarnya.

Rekomendasi BMKG

Sehubungan dengan kondisi ini, BMKG mengimbau:

Kepada masyarakat:

  • Tingkatkan kewaspadaan terutama di daerah lereng, bantaran sungai, dan cekungan.
  • Siapkan jalur evakuasi dan tas siaga bencana (dokumen penting, obat-obatan, pakaian, dan peralatan pribadi).
  • Ikuti informasi cuaca hanya melalui kanal resmi BMKG dan instansi pemerintah.

Kepada Pemerintah Daerah melalui BPBD:

  • Perlu memperkuat sosialisasi peringatan dini kepada masyarakat.
  • Lakukan pemantauan intensif di sungai, lereng rawan longsor, dan titik banjir bandang.
  • Pastikan kesiapan personel, logistik, dan sarana evakuasi di seluruh wilayah.
  • Tingkatkan koordinasi dengan TNI/Polri dan relawan kebencanaan untuk mempercepat respons jika terjadi keadaan darurat.

Penutup

BMKG menegaskan bahwa periode cuaca ekstrem akibat Monsun Asia masih berlangsung dan membutuhkan kewaspadaan penuh semua pihak untuk mencegah terjadinya korban jiwa maupun kerugian materiel.


Bagikan Disalin

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *