CORE ORARI Bukittinggi Agam-YH5AK Siaga Bencana Pasca Penetapan Status Tanggap Darurat Kabupaten Agam

2 menit membaca
Afrizal Soedarta
Headline - 26 Nov 2025


Bukittinggi, Bukittinggi.top — Tim Communication and Rescue (CORE) ORARI Lokal Bukittinggi Agam–YH5AK meningkatkan kesiapsiagaan dan memperluas operasi kemanusiaan menyusul penetapan status Tanggap Darurat di Kabupaten Agam pada Selasa (25/11/2025). Keputusan itu diambil Bupati Agam dalam rapat koordinasi virtual bersama unsur terkait, menanggapi cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah.

Ketua ORARI Lokal Bukittinggi Agam-YH5AK, Syahrul Junaidi, SH — YB5AJO, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung terus-menerus memicu bencana hidrometeorologi di wilayah Agam dan Bukittinggi.

“Kondisi ini perlu diwaspadai bersama agar tidak menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang lebih besar,” kata Syahrul dari Posko CORE di Banuhampu.

Tim CORE Turun ke Lokasi Bencana

Dalam beberapa hari terakhir, Tim CORE telah terlibat langsung dalam sejumlah aksi penanganan lapangan. Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan antara lain:

  • Evakuasi warga terdampak longsor di Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang, Kecamatan ABTB, Kota Bukittinggi
  • Penanganan pohon tumbang di kawasan Batagak pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB
  • Pemantauan banjir dan dukungan komunikasi di beberapa titik Kabupaten Agam

Pada Senin malam (24/11/2025), CORE menggelar rapat internal guna menyusun skema penanganan bencana dalam situasi cuaca ekstrem.

Komunikasi Gelombang Radio Jadi Tulang Punggung Operasi

Syahrul menegaskan bahwa dukungan komunikasi (dukom) menggunakan perangkat gelombang radio amatir menjadi elemen utama dalam operasi kemanusiaan CORE.

“Posko CORE memantau laporan relawan melalui radio Handy Talky (HT). Bila ditemukan kondisi darurat, informasi segera diteruskan kepada instansi berwenang untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.

Kepala Bidang Operasi Teknik ORARI Lokal Bukittinggi Agam-YH5AK, Suhardedi — YB5DDE, menyampaikan bahwa seluruh perangkat radio di sekretariat siaga 24 jam.

“Jika terjadi gangguan pada antena atau perangkat komunikasi, langsung diperbaiki agar tetap berfungsi optimal,” katanya.

Ia menjelaskan, CORE menggunakan frekuensi repeater 146.800 dan 145.230 MHz yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum, relawan, serta instansi terkait untuk pelaporan dan pertukaran informasi kebencanaan. Pada kondisi padam listrik, tim menerapkan solar cell pada kendaraan operasional untuk mendukung penerangan dan komunikasi.

Imbauan Kewaspadaan untuk Warga

Komandan Satgas CORE Orlok Bukittinggi Agam-YH5AK, Muhammad Haris — YC5AOI, menyampaikan bahwa sebanyak 30 personel terlatih telah disiagakan selama masa tanggap darurat. Tim bertugas secara giliran di posko.

“Dengan intensitas hujan yang masih tinggi, kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai berhulu Gunung Marapi,” ujar Haris.

Masyarakat dapat memantau informasi kebencanaan dan melakukan pelaporan melalui frekuensi: 📡 146.800 MHz (-0.600)
yang terhubung dengan relawan dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) pada jalur sungai berhulu Marapi.*afrizal soedarta)


Bagikan Disalin

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *