RME TERUS GALANG DONASI UNTUK KORBAN BENCANA SUMBAR MESKI HUJAN TAK REDA DI BUKITTINGGI

5 menit membaca
Afrizal Soedarta
Berita Terkini, News - 09 Des 2025


Bukittinggi, 9 Desember 2025 — Bukittinggi.Top
Aksi solidaritas untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu yang paling menonjol adalah kegiatan penggalangan dana yang dilakukan oleh komunitas Ranah Minang Entertaiment (RME). Memasuki hari ketiga, para seniman yang tergabung dalam RME tetap semangat turun ke jalan meski hujan tak kunjung mereda di wilayah Bukittinggi.

Sejak pagi hingga sore, guyuran air dari langit tidak menyurutkan langkah para relawan yang rata-rata berprofesi sebagai penyanyi, pemusik, dan pelaku seni hiburan. Dengan persiapan jas hujan seadanya dan payung yang kadang sekadar jadi simbol bertahan, mereka berdiri di pinggir jalan, menyapa para pengendara, mengangkat kotak donasi, dan sesekali bernyanyi untuk menghibur masyarakat yang melintas.

Kegiatan penggalangan dana ini dijadwalkan berlangsung hingga minggu depan. RME memastikan bahwa seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada korban bencana setelah kegiatan ini usai melalui jalur penyaluran resmi dan terkoordinasi.


Posko RME Jadi Titik Solidaritas Baru di Padang Luar–Jambu Air

Tim media Bukittinggi.Top memantau langsung kegiatan dari posko utama RME yang berada di depan RM Simpang Raya Kapeh Panji. Dari kejauhan, posko ini tampak seperti percampuran antara panggung kecil, tempat berkumpul relawan, dan titik singgah masyarakat yang ingin menyumbang.

Suara musik organ tunggal terdengar mengalun, mengisi udara yang lembap dan dingin akibat hujan. Para seniman tampak bergantian menjalankan kotak donasi yang sudah di siapkan, juga bergantian, membawakan lagu-lagu Minang hingga pop populer, menghadirkan suasana hangat di tengah cuaca muram.

“Biasanya masyarakat melihat kami tampil di acara pesta atau panggung besar. Hari ini kami tampil di jalan, di bawah hujan, untuk saudara-saudara kami yang dilanda musibah,” ujar Dea Putri, Wakil Ketua RME, yang sejak pagi terlihat mengatur jalannya kegiatan.

Menurut Dea, RME mulai mengumpulkan donasi sejak dua hari lalu. Lokasi penggalangan dipilih di jalur Padang Luar–Jambu Air karena merupakan salah satu jalur ramai antara Padang Panjang dan Bukittinggi. Para pengendara yang melintas tak hanya berhenti menyumbangkan uang, tetapi banyak pula yang turun ikut bernyanyi atau memberikan ucapan semangat kepada relawan.

“Ada ibu-ibu yang dengan penuh harapan berucap semoga bencana segera meninggalkan negeri ini sambil  memasukkan donasi. Ada pula bapak-bapak yang spontan ikut menyumbang suara sambil berdonasi. Kami tidak menyangka aksi ini menjadi ruang pertemuan emosi bersama, tempat masyarakat menumpahkan rasa peduli dan duka,” ucap Dea.


Relawan Tetap Bertahan Meski Tubuh Basah dan Jalanan Berdebu

Salah satu penasehat RME Deswarman Law mengungkapkan rasa bangganya terhadap semangat para anggota. Ia hadir sejak hari pertama dan menyaksikan bagaimana para seniman itu bekerja tanpa pamrih.

“Sebagian dari mereka baru pulang manggung subuh, ada yang meninggalkan keluarga di rumah, ada pula yang menolak job demi kegiatan ini. Mereka rela bermandikan hujan, kadang bercampur debu saat cuaca berubah. Mereka tidak memperhitungkan lelah,” ujarnya dengan suara tercekat.

RME, menurutnya, tidak hanya komunitas hiburan, tetapi juga tempat bernaung bagi para seniman yang memiliki solidaritas kuat. “Kalau ada musibah, kami selalu tergerak. Inilah cara kami menyumbang tenaga dan bakat.”


“Sakit Mereka adalah Sakit Kita”, Ketua RME Tekankan Spirit Kemanusiaan

Ketua pelaksana kegiatan, Doni Khordi, memaparkan bahwa semangat para relawan tidak pernah kendor sejak tiga hari pertama kegiatan berlangsung.

“Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa. Setiap hari ada yang datang menyerahkan donasi langsung, ada yang ikut bernyanyi, ada pula yang datang hanya untuk memberi dukungan moral. Apa yang dirasakan korban bencana, kami rasakan juga. Luka mereka menjadi bagian dari luka kita semua,” ujarnya.

Ketua RME, Ikri Yusyandra, juga menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian insan seni terhadap masyarakat yang sedang dilanda musibah.

“Kami mungkin tidak punya kekuatan seperti lembaga besar, tetapi kami punya solidaritas. Kami berharap apa yang kami lakukan dapat sedikit mengobati luka saudara-saudara kita. Karena sakit mereka adalah sakit kita semua,” kata Ikri.


Donasi Lewat Rekening RME Terus Mengalir, Termasuk dari Perantau

Selain turun ke jalan, RME juga menerima donasi melalui rekening resmi organisasi. Warga yang ingin berdonasi dapat menghubungi narahubung 0823-9283-8898 (Doni Khordi) untuk konfirmasi.

Menurut Dea Putri, sejumlah perantau Minang dari luar daerah juga telah menitipkan donasi melalui rekening RME. Banyak dari mereka mengaku tergerak setelah melihat unggahan video para seniman RME yang bernyanyi di tengah hujan sambil membawa kotak donasi.

“Itu membuat mereka merasa tersentuh. Banyak yang bilang, kalau seniman di kampung saja rela kehujanan, masa kami di rantau tidak mau ikut membantu,” tutur Dea.


Harapan dan Doa di Tengah Cuaca yang Tak Bersahabat

Hingga berita ini diturunkan, Tim Bukittinggi.Top masih melihat aktivitas RME berlangsung di lapangan. Beberapa anggota tetap bertahan di pinggir jalan dengan pakaian basah. Motor dan mobil yang melintas sesekali memperlambat laju mereka untuk menyumbang.

Meski lelah dan basah, para relawan tetap tersenyum. Ada optimisme yang mereka bawa, bahwa sedikit demi sedikit, bantuan yang terkumpul akan meringankan beban para korban.

“Yang penting niat baik ini jangan berhenti. Selagi kami mampu berdiri, selagi musik bisa dimainkan, kami akan terus melangkah,” ujar Mila salah satu anggota RME sebelum menaiki panggung kecil untuk kembali bernyanyi.

Aksi sederhana ini mungkin terlihat kecil, namun di tengah duka dan kesulitan, gotong royong para seniman RME menjadi secercah harapan bagi masyarakat Sumatera Barat.(afrizal soedarta)




Bagikan Disalin

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *