Asril SE Salurkan Dana Aspirasi APBD Sumbar 2025: 57 Alsintan Diserahkan kepada 36 Kelompok Tani

2 menit membaca

Bukittinggi.Top – Upaya memperkuat produktivitas sektor pertanian kembali digulirkan anggota Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Fraksi NasDem, Asril SE. Melalui dana aspirasi APBD Provinsi Sumatera Barat tahun 2025, Asril menyalurkan bantuan berupa 57 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada 36 kelompok tani di wilayah Bukittinggi dan Agam.

Penyerahan bantuan itu dikemas melalui kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang digelar pada Rabu, 10 Desember 2025, dan diikuti oleh 70 peserta. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kadispangtan Kota Bukittinggi Drs. Hendri, Anggota DPRD Kota Bukittinggi M. Taufik (TK Mudo), Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi Zulhamdi Nova Chandra yang juga Ketua DPD NasDem Bukittinggi, Anggota DPRD Kota Bukittinggi Neni Anita, serta perwakilan DPD NasDem Bukittinggi Boy Herry.

Dorong Efisiensi Kerja Petani

Asril menegaskan bahwa penyaluran dana aspirasi ini merupakan komitmen politiknya dalam mendukung semangat restorasi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Ia berharap kehadiran alsintan dapat mempercepat proses pengolahan lahan dan mendorong peningkatan hasil panen.

Adapun 57 unit alsintan yang disalurkan terdiri dari:

45 unit mesin potong rumput,

6 unit mesin bajak TR 6,5 PK,

6 unit alat penghancur pupuk organik.

Bimtek yang berlangsung di Gedung Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, UPTD Balai Mekanisasi Sarpras Pertanian, juga disiapkan untuk memastikan para peserta memahami penggunaan dan perawatan alat secara tepat.

Mekanisme untuk Perawatan

Dalam penjelasannya, Asril mendorong kelompok tani agar memanfaatkan alsintan secara optimal. Ia juga membuka ruang bagi alat tersebut untuk dipinjamkan ke masyarakat luar kelompok melalui sistem iuran demi menutupi biaya perawatan.

> “Manfaatkan alat itu semaksimal mungkin sesuai kebutuhan lahan. Jika lahan kelompok terbatas, alat bisa dipinjamkan kepada masyarakat setempat dengan sistem iuran. Dari situ, biaya perawatan bisa diatasi tanpa harus melapor kembali ke pemerintah atau ke DPRD,” ujar Asril.

Ia juga menambahkan bahwa identifikasi kebutuhan alsintan akan terus dilakukan untuk menyusun program bantuan berikutnya. Aspirasi petani, kata Asril, tetap menjadi dasar pengambilan kebijakan.

Pertanian sebagai Penopang dalam Situasi Kritis

Asril menekankan bahwa ketahanan sektor pertanian menjadi tumpuan penting di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Karena itu, pemanfaatan alsintan harus bisa memperluas efektivitas pengolahan lahan, bahkan bagi warga yang bukan anggota kelompok.

> “Saat kondisi ekonomi kritis, hanya petani yang menjadi penyelamat. Mesin-mesin ini harus dimanfaatkan bersama agar produktivitas lahan meningkat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa keberadaan alsintan juga diharapkan membantu percepatan pemulihan lahan pascabencana yang kini melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat.

> “Dengan kondisi bencana saat ini, mudah-mudahan mesin-mesin ini dapat mempercepat perbaikan lahan,” pungkasnya.(Fendy Jambak)

  • Wartawan:
    Efendi Jambak

    No KTA 12.3/BKTP/XI/2025
Bagikan Disalin

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *