
Satu tahun usia Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan belum genap merayakan kedewasaan birokrasi. Namun Lapas Kelas IIA Bukittinggi langsung merespons momentum itu dengan langkah simbolis: memusnahkan barang hasil penggeledahan, sebuah ritual pengingat bahwa ketertiban bukan sekadar jargon.
Di bawah langit Bukittinggi, Kepala Lapas memimpin penghancuran gawai, charger, kabel, dan benda tajam — artefak kecil yang sering menjadi benih konflik dan jaringan ilegal dalam tembok pemasyarakatan. Di balik bunyi pecahan barang, terdapat pesan pengawasan yang kini diperketat.
Kemenimipas lahir dari tuntutan reformasi kelembagaan. Di tengah agenda perubahan perilaku organisasi, Lapas Bukittinggi memaknai hari jadinya dengan kerja nyata, bukan seremoni.
“Kemenimipas menuntut dampak,” ujar Kalapas, menegaskan bahwa keamanan bukan target tahunan, melainkan ritme kerja harian.

Penandatanganan berita acara pemusnahan menjadi penutup, namun bukan akhir. Reformasi pemasyarakatan harus terus menemukan bentuknya — dari halaman lapas hingga ruang kebijakan nasional.(red-afrizal soedarta)

dirgantaraku.com | jamgadangnews.com | bukittinggi.top | redakta.xyz | sentral.cfd | bukittinggiku.my.id
Tidak ada komentar